Jumat, 18 Juli 2008

SURGA DI ATAS KEPALA BURUNG

Di kalangan penyelam di seluruh dunia,Raja Ampat merupakan destinasi impian.arus kuat yang sering berseliweran di wilayah ini membuat berbagai spesies ikan betah menyesaki perairanya,bahkan,tak jarang pandangan penyelam kadang tertutub oleh gerombolan ikan karang yang berenang kesana kemari.
Raja Ampat merupakan salah satu dari sedikit tempat yang tersisa di dunia yang kaya akan keragaman bita laut dengan koral-koral tersehat yang pernah ada.namaun,belum ada yang sadar akan potensi itu hingga suatu hari diawal tahun 1990-an seorang petualangan asal Belanda bernama Max Ammer tak sengaja menyelam di sekitar kepulauan di atas kepala burung pulau papua itu.Terkesan dengan penemuanya,ia kemudian mengundang potografer bawah air dan wartawan pariwisata dari seluruh dunia untuk menyelam di sana.Benar saja,semua undangan pun kemudian terpengarah mendapati"Hutan Amazon"bawah laut Raja Ampat.
Sejak itu, kabar tentang surga yang belum tersentuh di timur indonesia ini tersebar luas di seluruh dunia.Raja Ampat memang lebih dulu terkenal di mancanegara ketimbang di Indonesia sendiri.Bahkan masih banyak turis asing yang beranggapan karena letaknya di Papua,maka raja Ampat berada di kawasan new Guinea.
Untuk menampung para penyelam yang penasaran dengan Raja Ampat,pada tahun 1994 Max Ammer kemudian membangun sebuah resor yang ramah lingkungan di Pulau Kri.Terletak ditengah kawasan Raja Ampat dan dekat dengan situs-situs menyelam yang indah,bungalow Kri Eco resort yang terapung itu kini dapat menampung hingga 20 tamu.seiring dengan makin banyaknya orang yang akan menyelam di Raja Ampat,di tahun 2004 Ammer melebarkan sayapnya dengan membangun sebuah resor yang lebih mewah dengan fasilitsa standar hotel berbintang di sebuah kri Eco Resort,dan diberi nama Sorido Bay Re-sort info lebih lanjut klik www.papua-diving.com
walau turisme belum terlalu berkemabang di wilayah ini,namun ketenaran nama Raja Ampat di kalangan penyelam,fotograferprofisional,dan peneliti kelautan telah membuat pelaku pariwisata,lembaga lingkunagn hidup dan pemerintah lokal terdorong untuk membuat langkah-langkah pelestarian kekayaan laut.Itulah sebabnya kini di berlakukan sistem Tiket Musik kawasan seharaga Rp 250.000 bagi warga negara indonesia dan Rp 500.000 pertahun bagi turis mancanegara.
Uang ini di gunakan untuk perbaikan fasilitas pariwisata di Raja Ampat,melakukan usaha-usaha konserfasi,dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar Raja Ampat.Dengan begitu,masyarakat dan pemerintah setempatpun makin yakin bahwa sektor pariwisat yang ramah lingkungan justru dapat menigkatkan perekonomian.Sebagian dana dari tiket Masuk kawasan itupun digunakan untuk membangun pos pelayanan terpadu(posyandu)demi membenahi standar kesehatan ibu dan anak di setiap desa.menyadari keuntungan dari banyaknya turis yang datang kie Raja Ampat untuk menikmati pesona bawah laut,maka masyarakat setempatpun diharapkan peduli untuk tak membagi pohon bakau atau menangkap ikan dengan Bom atau cairan seanida.
Tiket masuk kawasan itu sepintas terkesan mahal.Namaun,Raja Ampat yang terdiri dari 1.500 pulau kecil yang mengintari empat pulau utama Mesool.salawati.Batantadan Waigieo seluas total 50.000 kilometer persegi dengan 32.000penduduk yang tersebar di 92 desa terpencil itu memang membutuhkan biayaya yang tak tersedikit untuk diorganisir.saking luasnya wilayah pun kadang patroli masih tak bisa maksimal melakukan pengawasan di tujuh Area konservasi laut di Raja Ampat.CHK

Tidak ada komentar: